Ketika Sayyid Ahmad al Badawi berada di Thandita di sana banyak para aulia yang sengaja keluar kota karena haybah (takut dan tawadhu) kepadnya. Seperti salah seorang ulama yang bernama Syekh Hasan al Ikhnai yang kemudian menetap di kota Ikhna’i sampai wafat. Perlakuannya sangat berbeda dengan kebanyakan orang, diantaranya apabila memakai sebuah baju, ia tidak akan menggantinya kecuali baju itu telah rusak dan bila memerintahkan sahabatnya (muridnya), tak ada yang berani menolaknya.
Selain itu, Sayyid Ahmad tidak akan menerima tamu kecuali orang yang sudah dikenalinya. Dan jarang, bahkan nyaris tak mau membuka cadarnya kecuali sekali. Dalam sebuah riwayat diceritakan alasannya tak mau membuka cadar. Sudah lama berkumpul dan menimba ilmu kepada Sayyid Ahmad , namun sekalipun Abdul Majid tak pernah melihat wajah gurunya itu. Karenanya, ia meminta kepada gurunya membuka cadarnya.
“Perlihatkan wajahmu kepada ku,” pinta Abdul Majid. Sayyid Ahmad menjawab, “setiap orang yang memandang wajahku akan mati”. “Perlihatkanlah,” kata Abdul Majid lagi. Karena muridnya itu sangat menginginkan melihat wajahnya, dia pun membuka cadarnya. Seketika itu juga Abdul Malik yang menyaksikan wajahnya meninggal dunia.
Sementara itu, Sayyid Ahmad diketahui memiliki banyak karomah. Diantaranya, diceritakan seorang wanita meminta yang anaknya ditangkap orang Perancis dan meminta pertolongan kepadanya (meminta didoakan) agar anaknya selamat. Namun, dengan sekejab anaknya yang ditangkap tadi berada dihadapannya, padahal tangan anak tersebut masih terbelenggu.
Lain lagi dengan cerita seorang laki-laki yang membawa wadah berisi susu. Sayyid Ahmad pun mengisyaratkan kepadanya untuk meletakkan wadah tersebut. Orang itu kemudian mematuhi isyaratnya dan meletakkan wadah susu tersebut. Tak berapa lama keluar dari wadah itu ternyata ada seekor yang keluar dan menyemburkan bisa. Dan banyak lagi karamah yang diriwayatkan berasal pengalaman hidupnya. Sayyid Ahmad al Badawi diketahui wafat pada tahun 665M dan makamnya kemudian banyak diziarahi orang.