3 Des 2010

Syekh Abdul Qodir Dan Iblis

Suatu hari syekh Abdul Qodir al Jaelani dan beberapa muridnya sedang dalam perjalanan di padang pasir dengan telanjang kaki. Saat itu bulan Ramadhan dan padang pasirnya panas. Dia mengatakan, “aku sangat haus dan merasa kelelahan”. Sedangkan murid-muridnya berjalan didepan ku. Pada waktu itu, tiba-tiba awan muncul di atas kami, seperti sebuah payung yang melindungi kami dari panasnya matahari.

Didepan kami muncul mata air yang memancar dan sebuah pohon kurma yang terlihat memiliki buah yang banyak dan masak. Akhirnya datanglah sinar berbentuk bulat, lebih terang dari matahari dan berdiri berlawanan dengan arah matahari. Dia berkata, “wahai murid Abdul Qodir, aku adalah Tuhan kalian. Makan dan minumlah karena telah aku halalkan bagi kalian apa yang aku haramkan bagi orang lain!”. Murid-muridku yang berada di depanku berlari kearah mata air itu untuk meminumnya, dan ke arah pohon kurma untuk dimakannya. Aku berteriak, “aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk!”

Awan, sinar, mata air, dan pohon kurma semuanya hilang. Iblis berdiri dihadapan kami dalam rupanya yang paling buruk. Dia bertanya, “bagaimana kamu tahu bahwa itu aku?” Syekh Abdul Qodir mengatakan kepada iblis yang terkutuk yang telah dikeluarkan Allah dari rahmatNya bahwa firman Allah bukan dalam bentuk suara yang dapat didengar oleh telinga ataupun datang dari luar. Lebih lagi aku tahu bahwa hukum Allah tetap dan ditujukan kepada semua. Allah tidak akan mengubahnya ataupun membuat haram menjadi halal bagi siapa yang dikasihiNya.

Mendengar ini, iblis berusaha menggodanya lagi dengan memujinya, “wahai Abdul Qodir,aku telah membodohi tujuh puluh nabi dengan tipuan ini. Pengetahuanmu sungguh luar biasa dan kebijakanmu lebih besar daripada nabi-nabi itu!”. Kemudian menunjuk kepada murid-muridku dan melanjutkan, “hanya sekian banyak orang-orang bodoh saja yang jadi pengikutmu? Seluruh dunia harusnya menjadi pengikutmu Abdul Qodir, karena kamu sebaik seorang nabi”. Aku mengatakan, “aku berlindung darimu kepada Tuhanku yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Karena bukanlah pengetahuanku ataupun kebijakanku yang menyelamatkan aku darimu, tetapi hanya dengan rahmat dari Tuhanku”.
Share:

Merasa terbantu? Donate:
Previous
Prev Post «
Disqus
Blogger
Choose comment platform

Tidak ada komentar

Berkomentarlah dengan bijak. Sobat juga bisa menambahkan emoticon, klik 👉

Langganan Artikel Gratis
Masukan alamat email:

Delivered by FeedBurner

Merasa terbantu oleh blog ini?

Sobat bisa memberikan donasi via PayPal, klik tombol di bawah ini. Terima kasih.

Popular Posts