Sony berhasil memenangkan beberapa tuntutan terhadap GeoHot, hacker pembobol PlayStation 3. Namun masalah itu kini semakin runyam karena para pendukung GeoHot justru bersatu untuk menggempur produsen game asal negeri sakura tersebut. GeoHot memang tengah menjalankan proses hukum atas tuduhan pelanggaran hak cipta yang dilayangkan Sony. Lelaki bernama asli George Hotz itu pun harus mengakui kekuatan Sony di meja hijau. Alhasil, beberapa perangkatnya disita, dan pengunjung situsnya jugadimata-matai Sony.
Tak hanya GeoHot, hacker lain yang terbukti melakukan aksi pembajakan di PS3 pun ikut terseret. Misalnya saja kasus Graf_Chokolo yang mendistribusikan firmwireilegal untuk PS3. Pria tersebut langsung diciduk penegak hukum setempat di rumahnya.
Aksi tegas Sony pun dianggap keterlaluan oleh sekelompok hacker yang menamakan diri Anonymous. Mereka mendeklarasikan petisi yang menyerukan aksi balas dendam dengan mengatasnamakan kebebasan.
"Saat ini anda telah mendapat perhatian khusus dari Anonymous. Tuntutan hukum anda terhadap teman hacker kami, Geohot dan Graf_Chokolo, baru-baru ini tidak hanya membuat kami berang, tapi juga tidak termaafkan," demikian pernyataan Anonymous sebagaimana diberitakan T3,
Selain membajak kedua situs itu, Anonymous juga mengancam akan menyerang situs PlayStation Network (PSN) dan PlayStation Store melalui video yang mereka rilis di YouTube.
Berikut adalah penggalan petisi yang beredar di beberapa forum hacker.
Congratulations, Sony
You have abused the judicial system in an attempt to censor information on how your product work. You have victimized your own customers merely for prossessing and sharing information, and continue target every person who seeks this information
Knowledge is Free
We are Anonymous
We Are Legion
We do not Forgive
We do Not forget
Expect us
Sebagai informasi, Anonymous merupakan kelompok hacker yang bertanggung jawab atas serangan ke situs Amazon dan Mastercard. Anonymous menegaskan, aksi itu dilakukan sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap situs whistle-blower Wikileaks.