Dan pada akhirnya pada tahun 2016, saat tanggal 5 dan 6 bulan Mei adalah "surga" bagi (sebagian) kaum karyawan, saya berkesempatan untuk jalan-jalan lagi ke daerah tersebut, kali ini saya tidak sendiri atau berdua lagi, melainkan ber-enam bersama teman-teman saya, you know lah, makin banyak makin hemat euy. Setelah plan sudah dirancang sedemikian rupa, ya meski pada akhirnya melenceng jauh juga pada plan, haha, kami start pukul 07:30 pagi dari Kintap, Kab. Tanah Laut. Pagi itu cukup cerah, jadi kami bisa menikmati perjalanan menuju pelabuhan Batulicin.
Pukul 10:30, sampai lah kami di pelabuhan Batulicin, dan bersiap menyebrang ke pelabuhan Tanjung Serdang. Setelah 30 menit menyebrang, tanpa bertele-tele kami langsung menuju arah Lontar. Sebelumnya kami singgah makan siang dulu, di desa Sungai Pasir. Saat di warung makan apalah daya, kami semua hanya sekumpulan laki-laki lugu yang tidak berbakat menggoda gadis warung, meski gadis warung tersebut kayaknya "memancing" buat digoda, wahahaha. Oke, cukup adegan ngawur nya, setelah itu yang namanya nasi+sayur+ikan goreng hanya tinggal piring+wancuh+tulang alias perut udah kenyang, kami lanjutkan perjalanan panjang.
Tahun lalu, sewaktu saya trip cuma berdua ke daerah tersebut jalannya yang extra greget, membuat waktu tempuh menjadi sangat lama. Saya kira nih sob, setelah setahun berlalu, yaaaa mungkin jalan nya udah lumayan, eh ternyata masih extra greget, hanya sedikit yang di perbaiki. Itulah yang membuat jarak 70KM yang biasa saya tempuh cuma 1,5 jam, disini jarak segitu bisa memakan waktu 3 jam. Belum lagi ini musim hujan, byuuuuurrr tiba-tiba hujan lebat mengguyur kami di desa Semisir, yang memaksa kami berteduh selama satu jam. Setelah hujan agak reda, gerimis dikit lah, kami melanjutkan menikmati jalan yang aduhai, say hello sama kubangan lumpur, itu sepatu baru teman saya jadi kaya sepatu zaman kuno, haha.
Well, akibat kehujanan, kami sampai ke Teluk Tamiang udah kesorean, menuju rumah pak Kades dulu. Karena tujuan kami memang menginap di pulau Tanjung Kunyit(katanya sih mau lihat sunset dan sunrise), kami langsung cari klotok buat nyebrang. Setelah terjadi tawar-menawar yang sengit, akhirnya kami menang yeah, paman klotok setuju dengan harga kami, senang berbisnis dengan anda. Sekitar 15 menit nyebrang, tibalah di dermaga Tanjung Kunyit. Well, kebetulan ada gadis setempat yang lagi jalan sore nih, tapi balik lagi --apalah daya kami hanya sekumpulan laki-laki lugu-- hiks.
Begitu merapat, nongkrong sebentar di pos dermaga, trus minta antar sama anak-anak kecil untuk menuju mercusuar di puncak gunung Tanjung Kunyit. Buset, belum hilang capek abis perjalanan, harus mendaki lagi. Ya meski cuma 15 menit, tetap saja ngos-ngosan. Sampai diatas puncak, azan maghrib sudah terdengar sayup-sayup, monggo menghadap dulu sama Tuhan! Diatas puncak sini ada rumah (bekas buatan Belanda) buat wisatawan menginap, biaya 20rb satu orang, plus dapat aliran listrik. Lagi-lagi berabe, solar genset mau abis kata pak penjaga mercusuar nya, jadi listrik cuma sampe jam 11 malam padahal katanya bisa sampe 6 pagi, amsyong deh.
Dari atas puncak ini, view nya super amazing sob. Kelap-kelip lampu desa, keramba tengah laut dan lampu pelabuhan IBT menambah "keromantisan" suasananya, ingat! suasana "romantis" hanya berlaku bagi pasangan sah, kami yang jomblo cuma bisa kedinginan, hihi. Oh iya, kalo mau nambah keren, sobat naik aja ke atas mercusuar nya, sumpah keren keren keren. Dan bagi yang kecanduan gadget, bisa sedikit tenang, karena signal diatas sini full, silahkan dah check-in sepuasnya di Path. Sampai lah pukul 11 malam, dan listrik pun dipadamkan. And now what? Yaaaa langsung ngorok aja deh, biar bisa bangun pagi dan tak ketinggalan view sunrise. Kita skip bagian cerita kami saat tidur ya, hihi, sungguh mengenaskan sob.
Azan subuh sayup-sayup terdengar, setelah beres-beres dan kami pun bergegas naik ke mercusuar. Dan surprise, agak mendung di ufuk timur, lagi-lagi gagal view sunrise sebagaimana kami gagal view sunset karna mendung juga. Jadi ya mau gak mau nunggu pukul 07:00 pagi kalo mau lihat matahari.
Suasana pagi yang sejuk dan semilir angin, sambil ngopi diatas mercusuar, sambil menikmati pemandangan daratan pulau laut dan pulau-pulau disekitarnya memang bikin ketagihan sob. Dijamin yang stress kerjaan langsung hilang deh, kaya kami, hehe.
Hmmmm, seperti nya dimanapun tempat kita berwisata, pasti gak ketinggalan yang begini deh, ckckk. Nanya "kapan kesini?" di kertas boleh, tapi ya jangan dibuang sembarangan juga kali, hehe.
Pukul 08:00 pagi kami memutuskan untuk turun. Semalam sudah janjian sama paman klotok di jemput pukul 09:00. Nah, sambil nunggu jemputan, kami sempatkan untuk foto-foto di sekitaran dermaga. Sambil disinari mentari pagi, dan jernih nya air laut, amazing view sob.
Dan paman klotok pun tiba, kami pun bersiap kembali ke Teluk Tamiang. Sebelum kembali, kami request ke paman klotok untuk snorkling dulu di sekitaran pulau Tanjung Tengah, dan paman nya menyetujui, lets go. Air lautnya yang jernih ini lho yang bikin ngiler. Ditambah di kawasan ini merupakan kawasan konservasi terumbu karang yang masih alami, nice.
Sampai lah kami di spot snorkling request-an kami, hanya kata amazing yang bisa mendeskripsikannya. Dan sobat bisa sewa alat snorkling sama pamannya. Seperti biasa, terjadi tawar menawar sengit dulu, sampai akhirnya deal, haha.
Setelah puas berenang dan snorkling, kami merapat kembali ke Teluk Tamiang. Santai sejenak di warung, lalu membilas badan biar seger. Pukul 10:00 pagi kami berangkat untuk pulang, eh tapi ke kota Kotabaru dulu deh jalan-jalan, hehe. Nah sob, sekian dulu cerita pengalaman saya bersama teman berwisata ke daerah Teluk Tamiang dan Tanjung Kunyit. Ingat, kita mesti ikut serta juga jaga kelestarian tempat wisata ini, sebagaimana yang telah dilakukan warga setempat. Oh iya, saran nih, kalo mau enak, biar plan gak gagal melulu kaya kami, lebih baik kesini pada saat musim kemarau deh sob, hehe. Dan akhir kata saya mohon maaf apabila ada salah kata, wassalam.
Bonus:
Meski ngakunya lugu, tapi lebih mirip komplotan begal kan? |