29 Mar 2016

Belajar Dari Dzikirnya Supir Angkot

Republika - Hikmah dan nasihat tak hanya datang dari kiai dan motivator kelas dunia. Ilmu dan inspirasi bisa diambil dari orang remeh temeh yang tak masuk dalam perhitungan jari manusia umumnya. Kisah ini dialami langsung oleh Ustaz Herman Budianto. Dai asal Depok, Jawa Barat yang sehari-hari bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Dai ini menuai pelajaran langsung dari sopir angkot yang mengantarnya ke kantor Dompet Dhuafa di bilangan Ciputat. Berikut kisah sang ustaz yang dikutip dari akun facebook nya Herman Budianto.

"Ketika sedang menunggu angkot, tiba-tiba muncul angkot yg dikendarai pria cukup gondrong, agak seram wajahnya tetapi terlihat ramah. 'Ayo pak haji naik, langsung nih tidak ngetem', sapa sopir.

sopir angkot agus

Saya pikir ini strategi marketing para sopir yang menawarkan dengan bahasa manis, memanggil penumpang dengan sebutan haji dan tidak ngetem, karena biasanya tetap akan ngetem.

Akhirnya saya naik angkot tersebut, hanya saya terdapat dua penumpang di angkot ini. Tidak lama, penumpang satunya turun, maka tinggal saya sendiri. Saya berpikir kasihan juga sopir ini kalau hanya ada satu penumpang.

Saya mulai aja ngobrol, 'Pak, tidak ngetem dulu saja? Kan penumpang hanya saya.' Sopir, 'Tidak pak haji, saya sih tidak biasa ngetem, males dan bikin penumpang tidak suka juga.'

'Terus gimana dengan penumpang yang sepi begini, apa cukup untuk setoran?' lanjut saya.

'Alhamdulillah pak haji selama ini selalu ada rizki Allah. Sambil nyetir begini saya sambil terus dzikir dan berdoa agar rizqi lancar,' Lanjut sopir. 'Masya Allah, bagus sekali pak, zikir apa yang biasa dibaca pak?' tanya saya.

'Pernah denger pengajian di masjid pak Haji, disuruh membiasakan baca istighfar sebanyak-banyak. Insya Allah akan diampuni Allah dan rizki akan lancar,' lanjut beliau.

'Alhamdulillah bagus sekali pak, semoga terus dilanjutkan zikirnya dan semoga rizkinya makin lancar." lanjut saya.

Tidak beberapa lama ada penumpang naik 1 orang, terus dilanjut lagi 2 dan akhirnya hampir penuh angkot ini. Padahal saya liat angkot lain banyak yang kosong. 'Kiri pak, saya turun di Dompet Dhuafa,' kata saya.

'Oooh pak haji kerja di Dompet Dhuafa, tidak usah bayar pak haji, anak saya pernah dibantu waktu sakit,' beliau berkata sambil senyum dengan mata berbinar.

'Alhamdulillah pak semoga putranya terus sehat, tapi saya tetap bayar ya..(sambil memberikan uang dengan agak memaksa). Assalamu'alaikum," kata saya sambil pergi. Terdengar jawaban sopir,' wa'alaikumussalam.'
Share:

Merasa terbantu? Donate:
Previous
Prev Post «
Disqus
Blogger
Choose comment platform

Tidak ada komentar

Berkomentarlah dengan bijak. Sobat juga bisa menambahkan emoticon, klik 👉

Langganan Artikel Gratis
Masukan alamat email:

Delivered by FeedBurner

Merasa terbantu oleh blog ini?

Sobat bisa memberikan donasi via PayPal, klik tombol di bawah ini. Terima kasih.

Popular Posts