30 Agu 2015

Gunung Pamaton: Penuh Pesona, Penuh Sejarah, Penuh Mistis

Salam sejahtera sobat blogger, semoga rahmat Tuhan selalu dilimpahkanNya kepada kita semua. Saya mau share cerita alay lagi nih? Boleh gak sob? Boleh yaaaah? Plisss! wkwkwk. Tepat di tanggal tua, yang konon katanya tanggal yang menyeramkan bagi para kaum pekerja, termasuk saya. Akan tetapi kali ini saya nekat refreshing alias jalan-jalan di tanggal tua, biar greget. Tanggal tua, identik dengan dana pas-pasan, karena itu saya dan teman berniat jalan-jalan ke daerah sekitar rumah saja.

Setelah semedi, oke, kami putuskan untuk menuju Gunung Pamaton, terletak di desa Kiram, Kec. Karang Intan, Kab. Banjar. Kalo kata Google Maps sih, cuma 25Km dari rumah saya sob. Mumpung "belum" terlalu mainstream, makanya kesitu aja, ya kan? Setelah mengumpulkan teman lewat toa-toa BBM, yang fix bergabung cuma dua orang, haha. Akhirnya hari minggu pukul 09:00 pagi, berangkatlah kami. Saya dan teman kantor Arif, serta turut pula seekor makhluk gaib bernama Susilo ini, total tiga orang.

Lagi-lagi kami ga tau arah kemana yang harus dituju. Cek ricek, ke gunung Pamaton bisa lewat tiga jalur; pertama lewat Karang Intan, Kab. Banjar; kedua lewat Ujung Murung, Cempaka, Banjarbaru; ketiga lewat Imban, Kec. Bati-Bati. Setelah melakukan perhitungan mendetail dengan rumus phytagoras (apa lagi ini?), kami putuskan lewat jalur Ujung Murung, Cempaka saja. Karena jalan yang lumayan bagus(katanya), dan agak rame. Dengan hanya bermodal GPS hengpon (suer biar hape murahan, sangat membantu, haha), alhamdulillah kami berhasil sampai juga di TKP.

Gunung Pamaton ditandai dengan prasasti yang diresmikan oleh Pangeran Muda Kesultanan Banjar, setahun lalu. Karena memang pada zaman kolonial Belanda, disini merupakan basis pertahanan pejuang Banjar sob. Daerah yang bergunung-gunung konon kabarnya membuat itu para kompeni gagal terus setiap kali ingin menyerang daerah ini, super nih kalo dijadikan film kisahnya. Selain itu, di gunung Pamaton ini juga katanya merupakan gerbang gaib menuju kerajaan mistis Pamaton. Juga banyak orang melakukan pertapaan di gunung ini. Jadi, hawa mistis konon sangat kental disini. Saya aja waktu datang ke TKP hawa nya beda sob, suer panas banget, ya iyalah, wong ini musim kemarau, hehe.




Tapi tenang sob, menurut sang kakek yang tinggal disekitar gunung tersebut(kita juga bisa nitip kendaraan dirumah beliau, kalau mau mendaki), asal kita menjaga perilaku, ga usah khawatir deh. Yang jelas tujuan kita kesini untuk menyegarkan fikiran dengan pemandangan pegunungan disini. Jika musim hujan daerah sini mirip sama di Selandia Baru sob, saat kemarau pemandangan berubah menjadi seperti padang savana di Afrika, asli kereeeen pokoknya. Karena penasaran, kami bertiga pun ingin mendaki juga ke puncak nya.

Start pukul 10:00 pagi, kami memulai pendakian, tapi pemanasan dulu yah. Hadeh, karena jarang olahraga nih, saya sampai ngos-ngosan.






Njirrr, lumayan curam juga jalur nya, pegel linu amsyong nih. Setelah 1 jam "memanjat" gunung, akhirnya kami tiba di puncak nya. Wow sob, wow, pemandangan pegunungan Meratus nya super deh. Ditambah deru angin sepoi-sepoi menambah suasana sejuk, santai, dan tenang. Karena wisata ini belum cukup terkenal, jadi orang belum banyak ke lokasi ini sob.





Sori sob, lagi-lagi cuma pake kamera hengpon murahan, jadi burem foto nya, hihi. Di puncak gunung ini terdapat bekas repeater salah satu organisasi radio amatir, juga tempat-tempat bekas orang bertapa.



Santai sembari menikmati ciptaan Tuhan, wah so refreshing sekali sob. Kalo mau camping alias nginep di puncak bisa juga disini. Tapi ingat, kelakuan dijaga ya, hehe. Sama satu lagi sampah jangan sama sekali dibuang sembarangan sob, I've warn you, ini tempat bersejarah nan mistis lho. Jangan meninggalkan apapun kecuali kenangan mantan, eh salah lagi, jejak kaki maksud saya.






Setelah sempat ketiduran di puncak, hihi, saking sejuk nya. Akhirnya turun lah kami. Setelah capek menuruni gunung, langsung nyebur ke sungai dekat gunung aja sob, ga ada yang ngalahin segernya air pegunungan. Karena lagi musim kemarau, debit air nya sedikit nih sungai.


Oooyeaaaah, kiranya sekian dulu deh cerita lebay dan alay saya ini, kasian kalian yang bacanya, haha. Intinya, tempat ini recomended banget buat kalian yang mau refreshing abis rutinitas, sambil di jaga juga ya, kelestarian nya.

So, ini ringkasan perjalanan kami bertiga:

What is it?
Gunung Pamaton, adalah sebuah gunung yang berada di "komplek" pegunungan Meratus juga. Terletak di Desa Kiram, Kec. Karang Intan, Kab. Banjar, Kalsel. Disini adalah saksi bisu terjadinya salah satu perang Banjar, dimana kolonial Belanda yang di pimpin Mayor Koch melakukan serangan secara besar-besaran ke benteng Gunung Pamaton, pada tahun 1861. Serangan ini dapat digagalkan dan banyak menimbulkan korban dipihak Belanda seperti Letnan TerDwerde, Kopral Grimm dan beberapa serdadu Belanda lainnya. Disebutkan juga bahwa digunung Pamaton terdapat pintu masuk kedunia ghaib yang diberi nama Pintu Gerbang Kerajaan Pamaton, tempat Yang Mulia Sri Paduka Pangeran Suryanata bertahta. Diketahui Kerajaan Pamaton adalah pusat kerajaan ghaib di Kalimantan (Kerajaan Banjar).

How to get there?
Jarak terdekat menurut kami adalah dari Ujung Murung, Cempaka, Banjarbaru (clue SDN Sungai Tiung 4). Hanya sekitar 30 menit ke lokasi, kalau lewat sini. 15 menit pertama, jalur masih beraspal mulus, sisanya jalan berbatu, tapi enak aja kok.

What will you see?
Pemadangan pegunungan Meratus nan mempesona, mirip di padang savana Afrika sana sob. Juga terdapat sungai yang penuh bebatuan, air pegunungannya juga segar, mantap. Kalau mau camping di puncak gunung nya juga bisa sob, aman.

The cost?
Berikut rincian biaya kami:
- Bahan bakar kuda besi : 10rb
- Cemilan: 15rb
- "sumbangan" sukarela buat kakek yang jagain motor: 10rb
Total = 35rb

Oh iya, ada bonus juga, haha:

Tiga orang stress yang kurang tamvan juga "belum" mapan, tapi setia :-p


Share:

Merasa terbantu? Donate:
Previous
Prev Post «
Disqus
Blogger
Choose comment platform

2 komentar

Mantap kisahnya sanakk wkk

Balas

Kereeen informasinya

Balas

Berkomentarlah dengan bijak. Sobat juga bisa menambahkan emoticon, klik 👉

Langganan Artikel Gratis
Masukan alamat email:

Delivered by FeedBurner

Merasa terbantu oleh blog ini?

Sobat bisa memberikan donasi via PayPal, klik tombol di bawah ini. Terima kasih.

Popular Posts