Begitu mereka saya ajak ke daerah Teluk Tamiang, Kotabaru, hmmmm seakan mereka tidak begitu tertarik atau mungkin karna jauh letaknya atau mungkin karna kesibukan masing-masing, entahlah, yang jelas saya kecewa karena terancam batal lagi-lagi(udah lama berencana nge-trip ke Teluk Tamiang ga jadi-jadi sob, wkwkk). Akhirnya ide otak stress ini berbisik dan mengilhami saya untuk nge-trip ke sana, SENDIRIAN.
Sendirian? Sempat ragu juga sih sob, karena jaraknya lumayan (kalo kata embah Google Maps sih sekitar 318Km). Belum lagi kalo menuju ke daerah Kotabaru ini, ga cukup waktu 1 hari. Setelah berfikir matang-matang, akhirnya saya putuskan untuk single trip alias sendirian menuju Teluk Tamiang, itung-itung ngerasain ke-gregetan-an nyasar di kampung orang, hehe. Oke fix, hari Sabtu saya bersiap berangkat dari Bati-Bati, dan benar-benar berangkat pukul 11:30 siang dengan menggunakan kuda besi kesayangan. Dan selamat menikmati cerita lebay saya nge-trip sendirian di bawah ini:
Sambil ditemani musik (judulnya Swansong by Josh Woodward, recomended nih lagu) sepanjang jalan, bawa motornya juga santai sambil meratapi kesendirian ini. Sampai pukul 13:00 saya tiba di Kec. Kintap. Okeh, sambil istirahat sejenak, kita wajib absen Dzuhur dulu sob sama Tuhan, hehe.
Setelah otot kembali fit, saya lanjutkan perjalanan kembali. Sampai pukul 16:30 saya tiba di daerah Siring, Pagatan, kembali nyantai lagi menikmati pantai sob.
Setelah istirahat sekitar 30 menit, lanjutkan perjalanan menuju kota Batulicin. Tiba di Batulicin pukul 17:30, waduh akibat banyak santai nih, jadi kesorean. Sempat bingung mau nginep dimana (target sih nginep di Masjid or SPBU, haha), pucuk di cinta hoki pun tiba, teman saya yang lumayan ganteng bernama Rizal ini, berbaik hati mengizinkan saya nginep dirumahnya. Segala puji bagi Tuhan, karena saya calon gak bakalan kedinginan, hehe, plus saya disambut hangat oleh keluarga Rizal, jadi terharu.
Malam pun tiba, kebetulan malam minggu nih, saya nongkrong dulu lah di taman Batulicin ditemani om Rizal(Note: saya panggil nya om, padahal dia masih 27 tahun). Bencana pun tiba, ternyata di taman ini mayoritas bawa pasangan masing-masing, subhanallah, hadeeeh apalah daya saya yang jomblo ini hanya bisa menikmati pemandangan yang mengenaskan ini.
Malam semakin larut, kami pun pulang, dan saya tanpa basa-basi langsung KO di pulau kapuk. Mau dengar cerita mimpi saya? Eh ga usah deh kepanjangan sob dan ga penting juga, wehehe, kita skip saja. Azan subuh memanggil, selepas subuh saya menyiapkan berkas(perlengkapan, red.) untuk lanjut menyebrang ke pelabuhan Tanjung Serdang. Disini hal yang so sweet terjadi, mungkin om Rizal ga tega lihat saya trip sendirian ke Teluk Tamiang atau mungkin dia mau jalan-jalan juga, akhirnya dia menemani saya untuk go TKP, oke sip lumayan ada teman.
Hari Minggu, pukul menunjukan jam 06:30 pagi, sinar mentari masih malu-malu menampakkan diri, akhirnya kami tiba di pelabuhan Batulicin. Tanpa basa-basi apalagi ngobrol dulu sama petugas nya, langsung beli tiket dan merapat ke atas kapal Ferry. Dan welcome aboard wahaha, mungkin karena masih pagi, suasana di Ferry masih agak sepi. Sirene tanda kapal akan lepas landas berbunyi, oke ready to go.
30 menit menyebrang kami sampai di pelabuhan Tanjung Serdang. Dari Tanjung Serdang, dan hanya bermodal sinyal GPS hengpon, langsung hajar menuju arah Lontar(kami ambil belok kanan, kenapa kanan? Kalo ke kiri saya malah nge-trip ke Kotabaru donk, ga sesuai cerita nanti). Saat itu pukul 07:30 pagi suasana masih sejuk dan nice sekali sob. Oke, inilah tantangan selanjutnya.
30 Menit perjalanan, kami santai sejenak di desa Sungai Pasir, menikmati nasi kuning dendeng yang sebelumnya kami beli di Batulicin tadi. Njirrrr, nasi kuning nya lazis kali sob!(mungkin karena efek lapar). Setelah perut terisi, game on lagi.
1 jam pertama kondisi jalan masih bersahabat, disuguhi pemandangan pegunungan sebelah kiri, dan pemandangan laut di sebelah kanannya, so romantic right? Romantic dengkulmu, haha, setelah satu jam berlalu, kondisi jalan sudah menunjukkan tanda-tanda ke-gregetan-nya. Kadang beraspal, kadang berbatu, kadang beton. Kadang tanjakan suram(sesuram hati kamu), trus turunan yang landai, pokoknya kita dipaksa "agak" offroad sob.
Hoki lagi, ini musim kemarau, jadi say goodbye sama kubangan lumpur, dan say welcome sama yang namanya debu. Buset, saking debunya kegantengan saya dan om rizal menurun 90%, dan sepertinya ke"jelek"an ini akan permanen, wekawekaweka. Sebenarnya jarak dari Pelabuhan ke Lontar cuma 70Km an sob, karena suasana jalan yang aduhai, memaksa kita menempuh perjalanan selama 3 jam lebih.
Pukul 10:30 akhirnya kami tiba di Lontar, nah berhubung kami ga ada yang tau arah TKP, bertanya adalah senjata terakhir.
Saya: "Pak, Teluk Tamiang kemana ya?"
Warga: "Ke arah sana mas, arah menuju pelabuhan PT. IBT" Note: IBT kepanjangannya Indonesia Bulk Terminal
Oke, kami langsung lanjut sesuai yang diarahkan warga tadi, eh lah dalah kami malah nyasar ke lokasi PT. IBT nya, balik lagi deh. Akhirnya kami dapat sebuah papan nama yang memberi pencerahan.
Nah iniiii yang benar. Langsung deh menuju lokasi, jalan nya sih berbatu, tapi masih mending ini daripada jalan sebelumnya. Sekitar 10 menit tiba lah kami(saya dan om Rizal) di desa Teluk Tamiang. Berhubung kami cuma berdua, jadi gak ada rencana mau nyebrang ke pulau Tanjung Kunyit sob. Sambil disambut tatapan warga sekitar(mungkin dikira mereka kami orang yang ga pernah ke pantai wkwk), langsung bermain ria di pantai desa Teluk Tamiang ini. Mantap sekali sob pemandangannya, dengan latar belakang pulau Tanjung Kunyit.
Kok beda sama yang saya lihat di Google Images dulu ya, apakah kami tersesat? Entahlah, yang penting sampai ke Teluk Tamiang, haha.
Oh iya, berbeda dengan kebanyakan wisata pantai di Kalsel sob yang rata-rata pasir nya cokelat, disini pasirnya putih dan air lautnya yang jernih. Semakin memanjakan mata dan tubuh yang telah lelah di perjalanan. Sori ya, kamera murahan, jadi rada kabur image nya, hehe.
Satu lagi yang bikin betah, meski awalnya mereka menatap tajam ke kami berdua(dikira homo kali), ternyata warga disini ramah banget sob. Kami pun beristirahat di salah satu rumah warga setelah capek "bermain". Kami malah di jamu minuman dingin sama kue khas lebaran(Note: zonk yang sering ditemui pas lebaran alias kaleng Khong Guan tapi isinya kacang goreng, alhamdulillah ga ada sob, haha). Kami juga saling bercanda ria sama mereka, pokoknya tambah nice lah disini sob.
Tak terasa azan Dzuhur sudah memanggil, selepas Dzuhur, kami pun pamitan karena om Rizal besoknya harus kerja lagi(awalnya sih mau nginep). Sepanjang jalan pulang keluar dari desa, kami pun selalu disambut senyuman ramah, double nice dan respect sama warga disini.
Dan, singkat cerita, akhirnya kami pun selamat kembali ke Batulicin, alhamdulillah dan very thanks ke om Rizal yang mau capek-capek menemani daku. So, jadi ini kesimpulan dari perjalanan saya menuju ke Teluk Tamiang:
What is it?
Tempat ini bernama desa Teluk Tamiang, jauh ke arah selatan Kab. Kotabaru. Pemadangan laut dan pantai nya yang aduhai membuat mata ini dan hati berdecak kagum sob. Suasana disini juga masih asri, karena jarang dikunjungi wisatawan. Mayoritas penduduk suku Bugis, Mandar, dan sedikit Banjar. Namun sayang, akses yang sulit membuat daerah ini "agak" terpencil. Namun sekarang proses perbaikan jalan masih di terus dilakukan, kemungkinan 1-2 tahun ke depan, akses jalan bisa mulus sob, mudahan.
How to get there?
Dari Kec. Bati-Bati, Tanah Laut sekitar 3-4 jam menuju ke Batulicin. Sampai di Batulicin, menyebrang dengan kapal Ferry sekitar 30 menit menuju Tanjung Serdang. Dari Tanjung Serdang menuju ke Teluk Tamiang sekitar 3-4 jam sob. Kondisi jalan lumayan menantang, tapi masih bisa dilewati mobil kok.
What will you see?
Pemandangan pantai yang berbeda dari wisata pantai pada umumnya di daerah Kalsel. Sobat bisa juga snorkling disini, karena terumbu karang nya konon nice banget sob. Pembibitan ikan laut dan budidaya rumput laut juga ada disini. Harap dicatat sob! Desa Teluk Tamiang bukan lah tujuan wisata utama di daerah ini. Tujuan utama adalah pulau Tanjung Kunyit. Untuk ke pulau tersebut sobat bisa sewa klotok nelayan sekitar, 200-250rb lah harga sewa nya, itu sudah antar dan jemput. Perlu waktu 15-30 menit untuk menyebrang ke pulau tersebut.
The cost?
Berikut rincian biaya yang saya keluarkan:
Bahan bakar si kuda besi PP: 100rb
Ferry penyebrangan PP : 52rb
Kebutuhan bertahan hidup (makan dan minum): 50rb
Total = 202rb
Oke sob, sampai disini dulu cerita lebay saya ini, wassalam.